Koboi Tukang Ngentot

Minggu, 16 Agustus 2009


Cerita Dewasa Sesama Pria - Koboi Tukang Ngentot. Di wilayah barat, terdapat satu nama yang banyak ditakuti orang. Dick Fucker namanya. Tak ada seorang pun yang mengetahui siapa nama aslinya. Nama Dick Fucker hanya nama julukan yang disandangnya akibat popularitasnya sebagai pemerkosa homsoeksual. Dick diambil dari kata slang untuk kontol, sedangkan fucker bearti tukang ngetot. Jika di-Indonesiakan, namanya berarti Kontol Tukang Ngentot! Pada zaman ‘Wild Wild West’, homoseksualitas tergolong tidak lazim. Walaupun mungkin di antara sesama koboi, terutama di peternakan, homoseksualitas terselubung sering terjadi.

Dick Fucker sebenarnya sangat tampan. Umurnya sekitar 30-an. Matanya biru, sebiru lautan. Dan rambutnya pirang seperti emas. Dia selalu memakai kemeja koboinya tanpa kancing. Sengaja dia mempertontonkan dada bidangnya, menghipnotis semua orang. Hobinya adalah menculik para pria dan mengentotin mereka. Dick Fucker berhasil menciptakan kekacauan di wilayah itu. Semua pria merasa tak aman sebab Dick Fucker bisa saja sedang mengintai mereka. Sherif pun angkat tangan. Bahkan dia sendiri sudah pernah disodomi sebanyak 5kali oleh Dick Fucker sebagai peringatan. Ketika harapan mereka hampir mati, tiba-tiba datang seorang pemuda tampan bernama Sebastian Hart.

Rencana Sebastian sangat mudah. Dengan ketampanannya, dia akan memancing Dick Fucker. Saat Dick muncul, dia akan bergumul dengannya dan menundukkan si pemerkosa itu. Sebastian bukannya sombong, tapi dia memang tampan sekali. Dengan umurnya yang masih 20-an dan rambut coklat pendek yang seksi, Sebastian pasti sanggup menjerat Dick. Maka rencana pun dijalankan. Sengaja, kedatangan Sebastian disebarkan secara berlebihan dengan harapan Dick Fucker juga mendengarnya. Dia memang mendengarnya sebab malam itu, Dick mengintai motel tempat Sebastian menginap.

Dengan hati-hati, Dick memata-matai Sebastian, tak ingin mangsanya lolos. Semua pria di kota kecil itu sudah pernah disodomi olehnya. Dick menginginkan pantat Sebastian sebab Sebastian masih perjaka. Dasar bejat! Di dalam kamarnya, Sebastian sedang asyik berbaring telanjang bulat. Kontolnya ngaceng berat dan basah sekali. Matanya terpejam rapat-rapat saat pelan-pelan dia mengocok kontolnya. Kulupnya bergerak naik-turun, menstimulasi kepala kontolnya. Pelan namun pasti, pejuh Sebastian sedang terpompa ke atas. Sementara itu Dick, dengan keahliannya, mencongkel jendela dan mulai bergerak masuk. Sebenarnya Sebastian mengetahuinya, namun dia berpura-pura tidak sadar dan terus asyik mencoli kontolnya.

“Aaa.. Ooohh.. Aaahh.. Ooohh..”

Dengan penuh perasaan, Sebastian mengocok kontolnya naik-turun. Dick mendekati pria itu hati-hati sekali dan berjongkok di depannya. Dengan mata penuh nafsu, dia menyaksikan bagaimana Sebastian memasturbasi kontolnya.

“.. Ooohh.. Aaahh..” Sebastian terus mengerang. Tiba-tiba, Sebastian mempercepat gerakan colinya. Tangannya bergerak naik-turun, naik-turun, cepat sekali.
“AAHH.. OOHH.. AAHH..” Erangannya pun mengeras. Dick sengaja berjongkok lebih dekat lagi agar dia bisa mencium aroma precum Sebastian.
“AARRGGHH!!” Dan Sebastian pun ngecret.

CCRROOTT!! CCRROOTT!! CCRROOTT!! CCRROOTT!!

Pejuhnya menyembur keluar bagaikan lava gunung api. Sebagian mendarat di tubuh Sebastian sendiri, sementara yang lain mengenai wajah Dick.

“AARRGGHH!! OOHH!! AARRGGHH!!” Begitu erang Sebastian sambil mengejang-ngejang.
“.. Aaahh..” desahnya. Ketika dia melihat Dick yang sudah bertelanjang bulat di hadapannya, Sebastian berpura-pura takut.
“Siapa kau? Mau apa kau?” Sengaja, dia tidak menutupi kontolnya agar Dick makin bernafsu padanya.

Dick mengusap-ngusap pejuh Sebastian di mukanya seraya berkata, “Nama gue Dick Fucker, si pemerkosa homoseksual yang terkenal itu. Dan loe adalah korban gue berikutnya. Dari sumber yang terpercaya, gue denger kalau loe masih perjaka. Gue akan mengentotin pantat loe.”

Dengan nafsu yang meledak-ledak, Dick menerjang Sebastian. Namun pemuda itu mengelak saat Dick mendarat di ranjang. Pada saat itulah Sebastian menimpa tubuh Dick. Dengan cekatan, Sebastian memborgol kedua tangan Dick pada tiang tempat tidur. Berikutnya, kedua kaki Dick juga diborgol. Dick kaget dan ketakutan setengah mati. Bagaimana mungkin dia bisa tertangkap oleh pemuda ingusan macam Sebastian Hart?

“Tertangkap kau, akhirnya. Sekarang kamu harus membayar atas semua kejahatanmu. Darah dibalas dengan darah. Tapi dalam hal ini, pejuh dibalas pejuh!”

Sebastian bangkit dari tempat tidur dan berjalan ke arah pintu. Ketika pintu dibuka, ternyata sudah banyak pria yang menunggu di sana. Mereka semua telah telanjang bulat dengan kontol ngaceng. Dan mereka semua adalah korban nafsu bejat Dick Fucker.

“Kau lihat mereka? Mereka adalah korban-korbanmu, dan mereka ingin membalas dendam.”
Dick mulai panik dan berteriak-terak. “TIDAK! TIDAK! Kalian enggak bisa berbuat begini pada gue! TIDAK! Gue enggak mau dingentotin! TOLONG! TIDAK!”

Tapi tentu saja, tidak ada seorangpun yang mengindahkannya. Semua ingin melihat Dick membayar hasil kejahatannya dengan keperjakaannya sendiri!

“AMPUN! Jangan ngentot gue. Ampun!”

Berhubung seluruh penduduk pria di kota kecil itu pernah dingentotin Dick, jumlah mereka besar sekali. Tepatnya ada 213 pria, tua dan muda, jelek dan ganteng, pendek dan tinggi, kurus dan kekar. Semua pria di kota itu tidak ada yang lolos dari kontol Dick. Dan kini mereka akan mengajarkan pelajaran berat pada Dick. Untuk gelombang pertama, sepuluh pria diperbolehkan masuk ke dalam kamar sementara yang lain harus mengantri di luar. Mereka berkumpul mengelilingi ranjang di mana Dick terikat sambil mengocok-ngocok kontol mereka.

“Berhubung saya yang telah menangkap Dick Fucker, sayalah yang berhak mengentot penjahat ini dulu. Kalian besabarlah dan tunggu. Selama saya mengentotin dia, kalian boleh melakukan apa saja padanya,” kata Sebastian sementara dia sibuk memposisikan badannya di atas tubuh Dick yang tertelungkup itu.
Dick masih saja menjerit-jerit histeris sambil berusaha untuk menjatuhkan tubuh Sebastian namun dia tak berdaya melawan.
“Bersiaplah, Dick, sebab kamu akan kehilangan keperjakaanmu di tanganku,” kata Sebastian, penuh dengan kemenangan. Sebastian menempatkan dirinya berbaring di atas tubuh Dick dengan kontol menghadap pantat Dick.

Begitu kontol Sebastian memaksa masuk, Dick pun menjerit-jerit kesetanan. “AARRGGHH!! AARRGGHh!! SAKIT! HENTIKAN! AARRGGHH!!”

Tapi Sebastian tidak memberi kesempatan untuk Dick; dia terus memaksa kontolnya masuk.

“ARARGGHH!!” Dick menjerit kesakitan saat lubang anusnya terbuka paksa dan menelan kontol Sebastian dengan suara PLOP!
“AARRGGHH!!” teriaknya lagi.

Keringat dingin bercucuran di wajahnya. Dick sungguh merasa sangat malu dan terhina, apalagi dia diperkosa di depan orang banyak. Sungguh pengalaman yang sangat memalukan.
“AARRGGH!!” erangnya saat Sebastian mulai menggenjot pantatnya.
“.. Hhhooh.. Aaahh.. Ketat banget.. Aaahh.. Pantat Dick enak banget.. Aahahh.. Gue ngentotin pantat pemerkosa.. Ooohh.. Yyyaahh.. Aaahh..”

Sebastian menengadahkan kepalanya sambil terus menggenjot Dick. Sementara itu 10 pria yang mengelilingi mereka menelan ludah mereka, ingin merasakan hal yang sama. Salah satu dari mereka maju dan mulai mengocok kontolnya di depan mulut Dick. Sepertinya dia ingin minta Dick untuk menyepong kontolnya.

“.. Hhhoohh.. Dick, hisap kontolnya.. Aaahh.. kalau tidak.. Aaahh.. Kontolmu akan kupotong.. Aaahh.. Cepat! Sepong gila!” perintah Sebastian, terus menggenjot.

Dick merasa tidak punya pilihan, maka dia pun membuka mulutnya. Pria itu langsung menyodokkan kontolnya dan memakai mulut Dick sebagai anus.

“.. Aaahhah.. Ooohh.. Aaahh..” erangnya, semangat sekali.
Sedangkan Dick hanya mampu bersuara, “MMPHH! MMPPHH! MMPPHH!” Harus diakuinya bahwa kontol pria itu memang enak, apalagi ditambah precum, namun Dick sedang dipermalukan.
“.. Ooohh.. Aaahh.. Enak banget.. Aaahh.. Kayak ngentot beneran aja..”

Pria itu terus mengerang keenakkan, membuat 9 pria lainnya iri hati. Mereka pun mendekat dan mulai meraba-raba tubuh Dick. Sebagian dari mereka rupanya memang homoseksual benaran, sebab mereka malah saling meraba dan berciuman menyaksikan adegan perkosaan di depan mereka.

“.. Aaahh..”

Susanaa makin memanas. Sebastian mulai bernapas tak beraturan, napasnya membasahi punggung Dick. Kontol Dick ternyata makin mengencang dan terperangkap di antara ranjang dan tubuhnya. Sodokan kontol Sebastian begitu keras sampai mengocok kotol Dick. Mau tak mau Dick mengerang keenakan dicoliin seperti begitu.

“MMPPHH.. MMPPHH..”

Ingat, mulut Dick masih disodok-sodok kontol! Kamar itu mulai terasa panas dan berbau keringat serta pejuh. Kesembilan pria tadi sudah saling meraba dan malah saling ngentot. Ada yang asyik ber-69, ada yang asyik menjilat-jilat, ada yang berciuman, pokoknya kamar itu penuh dengan adegan bejat dan mesum. Erangan-erangan erotis pun terdengar ke mana-mana. Sungguh-sungguh erotis dan merangsang kontol!

Tiba-tiba ekspresi wajah Sebastian mulai berubah. Matanya seakan ingin melotot keluar dan bibirnya bergetar. Keringat bercucuran dari wajahnya dan Sebastian nampak meringis keskaitan. Rupanya kontolnya sudah tidak tahan lagi dan ingin ngecret. CCRROOTT!! CCRROOTT!! CCROOTT!!

“AARRGGHH!!” teriaknya, menghentak-hentakkan pinggulnya makin keras.
“AARGGH!! AARRGGHH!! AARRGGHH!!”

CCROOTT!! CCRROOTT!! Untuk pertama kalinya, lubang anus Dick dibanjiri pejuh dari kontol pria lain. Dengan perasaan malu, Dick menerima pejuh itu. Lubang anus Dick masih terasa terbakar namun pejuh Sebastian yang hangat terasa sangat menyejukkan.

“.. Aaahh..” Sebastian jatuh terguling ke samping dan bernapas terengah-engah.

Begitu melihat pantat Dick kosong, salah seorang pria buru-buru menaiki badan Dick. Yang lain tentu saja protes namun pria itu sudah telanjur menghujamkan kontolnya ke dalam anus Dick yang belepotan air mani Sebastian.

“AARRGGHH!!” Dick berteriak-teriak kesakitan, badannya memberontak.

Namun Dick tetap tidak bisa menumbangkan pria itu. Pantat Dick kembali menjadi sasaran nafsu bejat pria lain. Air mata mulai mengalir dari matanya. Dick bukannya cengeng lalu menangis. Juga bukan karena rasa sakit lalu dia menangis. Tapi Dick menangis karena dia merasa harga dirinya runtuh. Bayangkan saja. Reputasinya sebagai tukang ngentot kini musnah. Pantatnya sudah tidak perjaka lagi, dan masih ada 212 pria di luar sana yang sedang menunggu untuk mengentotinnya. Dick mulai melemas, dia tahu dia tak bisa mengelak. Dia harus membayar kesalahannya.

Sementara itu pria yang sedang mengentot mulut Dick mulai kelojotan. Dan. CCRROOTT!! CCRROOTT!! CCRROOTT!! Pejuh membanjiri mulut Dick. Belum pernah sekalipun dia meminum pejuh. Biasanya dialah yang memaksa pria lain untuk meminum pejuhnya. Namun kini roda telah berbalik. Dengan penuh rasa malu, Dick menelan pejuh pria itu. Dia benci mengakui bahwa rasa pejuh itu lezat sekali. Namun dia tak keberatan untuk meminum pejuh lagi.

“AARRGGHH!! AARRGGHH!! Aaa..”

Pria itu pun melemas dan terjatuh ke lantai. Buru-buru, pria lain menggantikan posisinya. Kembali Dick mendapat sebatang kontol lagi. Dan kali ini, dia mulai menyedot kontol itu dengan penuh penghayatan. Dick mulai berpikir bahwa tidak ada salahnya menghisap kontol.

Namun sodokan kontol dari pria yang tadi menggantikan posisi Sebastian terasa makin meyiksa. Sodokannya keras sekali sampai kontol Dick terdorong keras ke kasur. Dorongan-dorongan itu semakin berirama dan mencoli kontol Dick. Dick mulai bernapas terengah-engah lewat hidungnya. Dia tahu bahwa dia akan ngecret. Dan betul dugaannya, kontolnya langsung mengecretkan pejuh. CCRROOTT!! CCRROOTT!! CCRROOTT!! Pejuhnya banyak sekali dan membasahi kasur.

“AARRGGHH!! AARRGGHH!! ARRGGHH!!” erang Dick, terpaksa berhenti menghisap kontol selama beberapa saat. Tubuhnya yang kekar mengejang-ngejang namun tidak menggangu cowok yang sedang mengentotin pantatnya.

Sebastian bangkit dan lebih memilih untuk duduk di sudut ruangan, memandangi para pria itu mengerjain Dick habis-habisan. Pelan-pelan, kontol Sebastian mulai bangkit. Namun sebastian hanya duduk di situ dan menikmati Dick diperkosa ramai-ramai. Erangan-erangan mulai keluar dari mulut pria yang menyodomi Dick dan spermanya pun tumpah ruah.
CCRROOTT!! CCRROOTT!! CCRCROOTT!!

“AARRGGHH..!!” erangnya, mengejang-ngejang.

Begitu pria itu selesai membanjiri pantat Dick, pria lain mengambil tempatnya dan segera menyodomi Dick. Berhubung semua pria di kamar itu sudah sangat terangsang, mudah bagi mereka untuk ngecret. Hampir 15 menit berlalu, dan akhirnya semua pria di kamar itu sudah ngecret semua dan kebagian giliran menyodomi Dick. Pantat Dick kini sudah longgar dan banjir pejuh. Sampai-sampai banyak pejuh yang mengalir keluar dari lubangnya yang menganga. Ranjang tempat Dick diikat praktis basah dengan sperma seolah-olah Dick ngompol pejuh.

10 pria itu pun meninggalkan kamar dngan perasaan puas sekali, sementara 10 pria lain masuk ke dalam kamar dan memulai pembalasan dendam mereka. Dick hanya bisa menjerit-jerit saat lubang anusnya kembali dingentotin.

“AARRGGHH!! UUGGHH!! AARRGGHH!!”

Pejuh terus-menerus disemprotkan. Kontol-kontol datang dan pergi. CCROTT!! CCRROOTT!! CCRROOTT!! Dick sudah tidak dapat menghitung sudah berapa banyak pria yang mengerjain lubang anusnya. Tapi tepat pada saat matahari terbit, pria terakhir pergi dengan senyuman puas.

Kondisi Dick sangat memprihatinkan, Lubang anusnya benar-benar kaku dan tak dapat ditutp lagi. Bagaikan lubang, anus itu penuhd engan pejuh. Bau busuk pejuh sangat emnyengat di ruangan itu, ebrhubung pejuh membanjir di mana. Dick sendiri sudah basah dengan pejuh, ebgitu pula ranjangnya yang sudah basah. Dick sudah tidak dapat berkata apa-apa lagi. Kepalanya serasa ingin pecah. Kontolnya sendiri berkedut-kedut kesakitan, capek sekali berhubung telah ngecret puluhanan kali. Dalam ahti, Dick bersumpah bahwa di atakakn pernah negentot lagi. Tapi tentus aja belakaangan dia akan melanggarnya. Pria mana yang bisa tahan puasa seks selamanya

Sebastian melepaskan borgol yang membelenggu Dick dan berdiri di depannya. Namun Dick tak sanggup mengangkat kepalanya, terlalu letih.

“Dick, kamu sudah tidak diterima di kota ini lagi. Sebaiknya kamu pergi. Saya takut penduduk di sini akan mengerjaimu lebih parah lagi.”

Sebastian mengelus-ngelus rambut Dick yang basah. Dick tidak berkata apa-apa. Dia tahu bahwa dia memang harus pegi dari kota itu selamanya. Maka siang harinya, Dick pun pergi meninggalkan kota itu untuk selamanya-lamanya. Sejak saat itu, tak ada seorang pun yang pernah mendengar kabar tentang Dick Fucker. Namun Dick meninggalkan pengaruhnya di kota kecil itu. 90% penduduk prianya adalah homoseksual, berkat diperkosa Dick! Sementara itu, Sebastian juga memutuskan untuk pergi. Tak ada yang tahu ke mana dia pergi. Namun mereka yakin, bahwa suatu hari Sebastian akan datang kembali.

Kisahku di kala Hujan


Perkenalkan, namaku Santi. Saat ini usiaku 21 tahun. Aku sekarang berkuliah di Universitas X di Jakarta. Aku ingin menceritakan pengalamanku pertama kali mengenal sex. Sebenarnya pengalaman ini sudah lama terjadi, yaitu ketika aku masih kelas 2 SMA, tetapi aku baru berani menceritakannya sekarang. Ini adalah tulisan pertamaku, jadi maaf bila kurang baik.
***
Ketika aku masih bersekolah di SMA X, aku punya banyak sekali kesibukan seperti les dan belajar kelompok. Akibatnya, seringkali aku pulang malam. Aku sendiri tidak takut, karena sudah sering. Jika pulang malam, aku menggunakan jasa ojek untuk mengantarku ke rumah. Oya, aku akan menceritakan diriku terlebih dahulu. Saat itu, aku berumur 16 tahun. Kulitku sawo matang seperti kebanyakan gadis jawa, rambut lurus panjang berwarna hitam sepunggung. Bentuk fisikku biasa saja, tinggi 163 cm dengan berat 51 kg. Ukuran bra 34B. Ketika itu, aku belum tahu tentang sex sama sekali. Maklum, aku tinggal di lingkungan yang baik-baik. Kejadian yang mengubah hidupku terjadi ketika suatu hari aku pulang dari rumah temanku. Waktu itu sekitar bulan November, ketika Jakarta memasuki musim hujan. Aku pulang dari rumah teman sekitar jam 8 malam dengan menggunakan ojek. Aku selalu memilih pengemudi ojek yang tampangnya baik-baik. Pengemudi ojek yang kutumpangi kali ini sudah agak tua kira-kira 40 tahunan dan tampangnya penuh senyum. Sepanjang perjalanan dari daerah Lenteng Agung ke rumahku di Srengseng Sawah, beliau mengajakku ngobrol dengan sopan sambil melajukan motornya pelan-pelan. Namun di tengah jalan hujan mulai turun dan semakin deras. Bajuku sudah setengah basah akibat hujan dan tampaknya bapak ojek ini, sebut saja Pak Amir (aku hingga kini tidak tahu namanya), tidak membawa jas hujan. Melihatku hampir kuyup dan kedinginan, beliau mengajakku berteduh terlebih dahulu di pos ojek terdekat. Pos itu tidak seperti gubuk-gubuk yang biasa dijadikan pos ojek dan penerangannya cukup baik. Di dalamnya terdapat dua pengemudi ojek lain yang juga menunggu hujan, sebut saja namanya Pak Doni dan Pak Budi (aku hingga kini juga tidak tahu nama mereka) yang usianya kira-kira 30 tahunan. Pak Amir memintaku masuk agak ke dalam karena hujan sudah sangat deras. Sementara itu, Pak Amir terlihat ngobrol dengan Pak Doni dan Pak Budi sambil sesekali melihat ke arahku. Agak risih juga, karena aku gadis seorang diri di sana sementara baju SMA ku yang sudah lembab terlihat agak transparan. Beberapa lama kemudian, karena hujan belum reda, Pak Doni menawarkan teh manis hangat yang tersedia di pos tersebut. Tanpa curiga aku meminumnya sementara mereka melihatku sambil tersenyum. Setelah itu, mereka mengajakku ngobrol macam-macam. Kira-kira 5 menit kemudian, aku mulai merasa agak panas. Rasanya gerah sekali bajuku, padahal masih lembab. Anehnya aku juga mulai berkeringat.
Mereka yang melihat reaksiku, berkata: “Kenapa neng, gerah ya?”
“Iya nih pak”, jawabku
“Buka saja neng bajunya”, timpal mereka lagi
Gila, yang benar saja. Aku diam saja mendengar omongan mereka, aku anggap hanya lelucon orang dewasa. Tapi beberapa saat kemudian, tangan mereka mulai nakal menggerayangi pahaku yang masih terbungkus rok abu-abu. Aku yang semakin kepanasan mencoba menepis tangan mereka.
“Ih, apa sih pak, jangan macam-macam ah”, kataku
“Ga papa dong neng, sekali-sekali, ntar neng juga doyan kok”
Sial, berani benar mereka, aku mencoba melawan dan teriak minta tolong, tetapi karena hujan sangat deras dan jalanan sepi, tidak ada yang mendengarku. Seketika itu juga, aku didorong hingga rebah di dipan pos tersebut. Tangan dan kakiku dipegangi.
Pak Amir berkata: “Neng, kalo neng diem, kita janji deh ga bakalan bikin neng kesakitan, malah kita puasin.”
Aku diam saja melihat mereka, pikiranku antara sadar dan tidak, aku merasa kepanasan seolah ikut bergairah meladeni mereka. Pak Doni dan Pak Budi mulai melepas kancing seragamku sedangkan pak Amir menyingkap rokku dan mengelus-elus pahaku. Sekarang Mereka mulai mencumbui daerah dadaku dan pahaku.
“Ahh, pak, jangan pak… saya belum pernah… ahh”
Mereka malah semakin liar menjilatinya. Pak Doni mulai menggerayangi punggungku mencari kancing bra, namun anehnya aku malah ikut mengangkat punggungku untuk membantunya.
Seketika itu juga dadaku terpampang jelas di depan mereka, menjulang keluar seperti bukit, dengan puting warna coklat muda. Pak Doni dan Pak Budi kemudian menghisap putingku perlahan, membuat putingku makin tegak berdiri dengan keras. Jilatan Pak Amir semakin nakal di CD ku, kadang-kadang menyelinap ke balik CD ku yang sudah basah membuatku semakin kepanasan.
“ahh… Pak… Ouch…”
kataku makin tak jelas, sementara Pak Amir mulai menarik CD ku. Aku mengangkat pantatku untuk membantunya.
“Wah, cantik banget neng, memeknya. Masih perawan ya”, begitu kata beliau ketika melihat memekku yang berwarna merah muda dengan bulu memek yang jarang dan tampak mengkilat karena lendir kewanitaanku, “sekarang saya bikin neng puas deh”, dan setelah itu beliau mulai menjilati daerah pribadi saya. Saat itu, saya berpikir saya sedang dikerjai, tapi justru saya menikmatinya. Ketika mereka sudah tidak menahan tangan dan kaki saya, tangan saya malah mulai ikut menekan-nekan kepala pak Doni dan Pak Budi sedangkan kaki saya menjepit kepala Pak Amir seolah ingin mendapatkan kenikmatan lebih.
“ahh… ahh… ahh”
“Pak… ahh… enakh… trus..” aku meracau terus tanpa henti
ketika pak Amir memainkan klitorisku

“Ahhh… Pak… aku mau pipis… ah…”
“Arrhhhh…” aku teriak sekencangnya ketika aku orgasme untuk pertama kalinya. Seketika itu badanku lemas tidak bisa bergerak. Sementara mereka malah keenakan menjilati memekku bergantian, menghabiskan lendir kewanitaanku yang sudah banjir di rok. Kemudian sisa bajuku dilepas semua hingga aku bugil. Mereka juga melepaskan baju mereka hingga kami berempat bugil di pos.
Waktu sudah sekitar jam 9 malam tapi hujan masih sangat deras hingga tak ada seorangpun di luar dan menyadari kejadian ini. Mereka mulai merangsangiku lagi dengan menjilatiku, kali ini Pak Amir dan Pak Budi menjilati putingku, sedangkan pak Doni menjilati liang kewanitaanku. Aku yang masih dibawah pengaruh obat perangsang kembali bergairah menerima perlakuan mereka.
“ahh… ahh…, udah ahh…”
“jangan… trusin… ahhh”
“emh.. pak… enak banget…” kataku tak karuan
Pak Doni menjawab, “Memekmu juga enak say”
“ahh… ahh” aku menggelinjang menerima perlakuan mereka, sekarang adegan yang seharusnya pemerkosaan sudah berubah menjadi adegan sex yang kuinginkan lebih.
“ahhh… pak aku mau keluar…”
Kali ini ketika mereka tahu aku mau orgasme, mereka berhenti merangsangku. Aku yang sudah sangat horny sedikit kecewa waktu itu, tapi Pak Doni malah rebah di sampingku dan kedua pengojek lain menuntunku ke atas tubuh Pak Doni. Ketika bibir memekku tersentuh kepala kontol Pak Doni, aku merasa sangat terangsang. Dalam keadaan terangsang berat, aku mulai memegang kontol Pak Doni yang sudah sangat besar, dan memainkannya di bibir memekku. Sesekali Pak Doni menarikku hingga kepala kontolnya masuk ke memekku. Sementara dua pengojek lainnya masih memainkan putingku dan bibirku. Aku merasa sangat kenikmatan. Kukocok kontolnya di ujung memekku, semakin lama ku dorong semakin dalam dan akhirnya..
“ahhh… ahhhh… ahhhhhhh” tembus sudah keperawananku. Pak Doni mendiamkan batang kontolnya sebentar, membiarkanku beradaptasi dengan benda besar di dalam kemaluanku sambil menikmati pijatan dinding memekku yang masih sangat rapat. Sesaat kemudian Pak Doni mulai menaik-turunkan badanku hingga aku mendesah keenakan. Lama kelamaan aku bisa mengocok kontolnya dengan memekku sendiri.
“Ahhh… ahhh… cplok cplok…. ehhhhhggghhh…” begitu bunyi permainan kami.
“Enak banget memekmu, say. Masih rapet” kata Pak Doni yang kemudian menarikku dan menghisap putingku.
“Hmmm ahhh… Ssshhhh enghhhhh… ahhhhh… awhhhh…” aku tak bisa berkata-kata lagi karena terlalu keenakan menikmati kontol Pak Doni. Pak Amir mengocok batang kontolnya melihat adegan kami, sedangkan Pak Budi mencoba mengeksplorasi liang pantatku. Beliau memasukkan jarinya.
“ahhh sakit pak… ahhh…” begitu kataku, ketika jari tengahnya masuk.
“Sabar neng, nanti juga enak…” kata pak Budi, kemudian malah memasukan batang kontolnya yang besar ke anusku… tentu saja rasanya sangat sakit
“arrrghh… arkk sakit pak… sudah…” tapi beliau tak peduli, kontolnya terus dimasukkan hingga dalam kemudian aku dibiarkan istirahat dalam posisi sandwich.
Setelah terbiasa, mereka berdua mengocokku, aku seperti isi sandwich, Pak Doni mengocok memekku dari bawah sedangkan Pak Budi mengocok anusku dari atas… aku teriak sejadi-jadinya antara keenakan dan kesakitan…
“arrrgghh… ahhh…ahhh…”
“Owhhh… enakkk…. trusss….. ssshshhhhhh….”
Pak Amir yang melihat adegan kami dipanggil kedua rekannya,
“Pak, jangan bengong aja, ni masih nyisa satu lobang” sambil menunjuk mulutku
Selanjutnya Pak Amir memasukkan kontolnya ke mulutku hingga aku sesak napas. Kepalaku ditariknya maju mundur hingga ke tenggorokan. Aku semakin kewalahan menghadapi nafsu binal mereka. Semakin lama aku semakin tidak sadar dengan apa yang ku perbuat.
“Ahhh.. ahh…” desahku di antara hisapan kontol Pak Amir.
“ahhkk… neng enak banget memeknya…” kata Pak Doni
“trus neng, jangan berhenti” kata Pak Amir
“Neng, bentar lagi keluar nih” kata Pak Budi
“Arrrrrhhhh…. ssshhhhh” Seluruh tubuhku terasa bergetar… kemudian aku ambruk di atas pak Doni, kukeluarkan seluruh lendir kewanitaanku hampir bersamaan dengan ketiga orang itu mengeluarkan spermanya di dalam tubuhku.
***
Sesaat kemudian aku tak sadarkan diri. Ketika aku sadar, aku sudah kembali berpakaian dengan kusut. Seluruh tubuhku lemas. Jam menunjukkan pukul setengah 11 malam. Memek dan anusku masih penuh dengan sperma mereka. 5 menit kemudian ketika aku sudah mampu berdiri, Pak Amir mengantarku hingga ke rumah. Orangtuaku menanyaiku tetapi aku telalu lelah sehingga aku langsung masuk kamar dan tidur. Begitulah pengalaman pertamaku melakukan hubungan sex dengan orang-orang yang hingga kini aku sendiri tidak kenal. Sampai saat ini, seringkali aku rindu disetubuhi oleh tiga orang lagi tapi aku masih tidak berani.

By Santi.

Tante Baik Deh


Cerita Dewasa - Tante Baik Deh. Perkenalkanlah pembaca, nama saya Andi 22 tahun. Kejadian ini sebenarnya telah terjadi setahun yang lalu, dimana waktu itu saya sedang kerja praktek di sebuah perusahaan swasta. Waktu itu saya masih duduk di bangku kuliah di suatu universitas di Jogja, pada semester 7 saya harus melakukan magang / kerja praktek di sebuah perusahaan, kebetulan saya mendapat tempat di perusahaan swasta terkenal di jakarta selatan. Wah, kalau saya tinggal disana, biaya hidup pasti tinggi, belum biaya kost, buat makan sehari - hari dan buat yang lain. Maka dari itu, karena saya punya tante yang tinggal di Jakarta, tepatnya di daerah Cilandak, maka saya memutuskan untuk sementara waktu tinggal di tempat itu.

Tanteku ini bernama tante Silvi, umurnya baru 25 tahun, belum lama menikah (kurang lebihnya baru setahun yang lalu). Tetapi karena suaminya yang bekerja di perusahaan pertambangan sering mendapat proyek di luar kota, sampai sekarang tanteku ini belum mendapat momongan. Karena saking sibuknya suaminya itu, terkadang sampai 2 minggu bahkan 1 bulan dihabiskan di luar kota. Tante silvi
sebenarnya ingin ikut bareng suaminya kalau pas lagi ke luar kota, tapi karena tante Silvi juga seorang wanita karir yang bekerja di bank swasta, maka diurungkannya niatnya itu untuk menjaadi ibu rumah tangga saja, sehingga bisa sering ikut dengan suami kemanapun pergi. Tanteku Silvi orangnya manis, dibilang cantik enggak juga tetapi dibilang jelek ya enggak juga. Wajahnya bulat oriental, punya lesung pipi dan mata yang indah dengan tinggi 160 cm dan rambut lurus seperti bintang iklan shampoo saja, sehingga melihatnya berkali-kalipun tidak bakal bosan. Bodinya itu yang aduhai, mungkin karena belum pernah punya anak ya.. jadi kelihatannya masih bodi perawan..

Rencananya aku akan mendapat kerja praktek selama 2 bulan, maka dalam 2 bulan itu aku meminta izin ke tante Silvi untuk sementara waktu bisa menumpang di rumahnya yang kebetulan juga tidak jauh dari lokasi tempat kerja praktekku. Pertama kali datang ke rumah tante Silvi, suaminya akan pergi ke kalimantan untuk menyelesaikan proyek tambangnya selama 2 bulan, dengan wajah yang sedih, tante Silvi melepas kepergian sang suami untuk sementara waktu. Suaminya bilang, “Tenang sajaa ma, kan ada dek Andi yang mau tinggal disini.. ga perlu takut kan ?? jadi ada yang bisa nemenin gitu” Tante silvi cuma mengangguk. Rumah tante Silvi lumayan bagus, ada 2 lantai dan punya beberapa kamar. Tetapi sayangnya pembantunya baru-baru ini pulang kampung sehingga belum ada pembantu penggantinya. Aku dipersilahkan untuk tidur di kamar dekat dengan kamar tante Silvi yang ada di ruang tengah. Kelihatannya sepiii banget rumah ini, jadi aku pikir aku mesti bikin suasana rumah bisa menjadi agak rame.. biar rumah ini gak kayak kuburan saja.

Seminggu pertama, sepertinya suasana masih biasa-biasa saja, walaupun pas lagi di rumah aku sering nyetel music, nyetel film, ato maen gitar biar nambah rame.. Tapi karena kesibukan tante Silvi sehingga pas pulang kantor langsung makan lalu tidur, ato cuman nonton TV saja terus langsung tidur, Aku jadi kurang akrab dan merasa ga enak saja. Tinggal di rumah cuman berdua, tapi sedikit
ngobrolnya… Hari jum’at, di akhir pekan aku pulang agak malam. Waktu sampai di rumah, kebetulan tante Silvi juga baru nyampe depan rumah, aku langsung bukain pintu gerbang agar tante silvi bisa langsung masukin mobilnya ke garasi. Hari itu kayaknya tanteku ini lagi suntuk banget, muka sepertinya pucat. Aku langsung berinisiatif buat bikinin teh manis hangat buat tanteku ini, pas tante masuk rumah langsung ia senderan di sofa panjang sambil nyalain TV. Aku datang dan langsung nawarin teh yang aku bikin tadi dan tante silvi langsung meminumnya. Ga lama aku pun ngobrol dengan tante, ga seperti biasanya tante kayak gini.. Jawab tante cuman kecapekan saja. trus aku ngobrol tentang praktek kerjaku di perusahaan itu lumayan, orang - orangnya enak. Sambil nonton TV aku dan tante silvi ngobrol kesana kemari, kasihan juga ya tanteku ini udah nikah tapi serasa hidup sendiri saja.. Ga berapa lama, tukang nasi goreng lewat, dan aku yang emang udah laper dari tadi langsung
beli dan juga beliin tante yang juga belum makan malam. Sehabis makan, aku langsung mandi. Aku liat tante masih lemes banget, makannya juga ga habis dan langsung ketiduran di sofa. Aku berusaha bangunun tanteku agar segera pindah saja ke kamarnya karena di luar dingin dan banyak nyamuk, tapi karena sudah capek jadi ga bisa dibangunin. Setelah 1 jam, aku berpikir-pikir bat mindahin tante ke kamarnya, tapi ga enak.. trus karena kasihan juga, tanpa pikir panjang langsung kuangkat tante dipindahin ke kamarnya.

Sewwaktu aku mau meletakkan tante ke tempat tidur, tanteku terbangun dan senyum ke aku, trus bilang “tante tidur di sofa juga gapapa, udah biasa”. Trus aku bilang “lebih baik di dalam saja tante, kan di luar dingin, banyak nyamuk lagi.. ” tante trus bilang makasih ke aku. “Oh ya, Ndi, kamu lagi mau ngapain ga ? kayaknya badan tante pegel-pegel nih.. mau ga mijitin kaki tante sebentar..?” tanya tante Silvi. “Hmm,… ya gapapa deh tante, aku belum mau tidur koq..!” Jawabku. Ga lama kemudian aku keluar dari kamar tante, karena tante akan mandi dulu biar agak segeran dikit. Trus ga lama kemudian aku dipanggil ke kamar tante, aku liat tante make piyama yang udah siap untuk tidur, tapi sebelum
tidur aku disuruh mijitin bahu, tangan, dan kaki tante. “Ndi, tante tolong pijitin bentar ya.. Badan tante Pegel banget nih.., daripada manggil tukang urut, mending kamu aja deh gapapa..”. Aku langsung mijitin tangan tanteku dulu, tanggannya halus… ada bulu bulu halus yang numbuh di tangan, yang bikin aku jadi nafsu aja. Kemudian aku mijitin bahunya, dengan posisi tanteku telungkup. Badan tanteku ini putih bersih dan wangiii banget, ga tau habis make sabun apa, kok wangi banget.. Tante merasa nyaman karena pijitanku ini enak.. sampai-sampai pas belum selesai mijitin kakinya, tanteku sudah tertidur. Aku langsung ngambilin selimut buat tante. Ga lama kemudian aku juga ngerasa ngantuk dan kembali ke kamarku lalu tidur.

Esok paginya aku bangun agak siangan ga seperti biasa, karena emang hari ini hari sabtu dan perusahaan emang libur. Tau-tau di meja makan sudah tersedia teh hangat dan bubur ayam. Pikirku, “Wah, baek banget nih tante, pagi-pagi udah disiapin sarapan. ” Sehabis mandi, aku liat tante sudah nonton TV dan nungguin aku buat sarapan pagi bareng. aku langsung diajakin sarapan pagi dan aku lihat tante silvi sudah seger.. dan ga keliatan capek lagi. “Wah.. tanteku udah seger nih.. ” kataku.. Tante trus bilang makasih udah mijitin sampe-sampe ketiduran. Sehabis sarapan aku dan tante ngobrol-ngobrol bareng sambil nonton TV lagi. Siangnya aku diajakin nemenin tante belanja di supermarket dekat rumah. Sehabis belanja banyak, tanteku tidur siang dan aku ke kamar buat mainan game di laptop yang biasa aku bawa. Ga lama maen game, bete juga pikirku. Trus aku cari aja film bokep koleksiku hasil dari download dan dapet dari temen-temen kampus. Ada yang indo, asia, sampe bule-bule. Kurang lebih sejam aku nonton sendirian pake headphone biar suaranya ga kedengeran kemana-mana, sampe burungku bolak-balik mengeras. Hehehhe… Tau-tau tanteku masuk ke kamarku, katanya aku dari tadi dipanggil-panggil tapi ga ngejawab, jadi tanteku langsung masuk saja ke kamarku. Aduhh… ketahuan deh aku lagi nonton bokeps, tante langsung mendekat ke aku, dan bilang, “kamu ya ndi, nonton sendirian aja.. bagi - bagi tante dong !! ” Aku agak ga enak, aku pikir tante mau marah ke aku, tapi habis itu, aku diminta buat nonton bareng saja di kamar tante. Trus kami berdua nonton film bokep bareng di kamar tante yang lumayan besar. Ga lama nonton, tanteku lansung megang guling. Kayaknya tanteku ini udah teransang.. tingkahnya jadi aneh banget.. Aku jadi ga enak, sambil senyum-senyum aku nonton, trus tanteku yang ngelihatku langsung nyubit aku, kenapa senyum-senyum sendiri..

Lama nonton, udah sekitar 1 jam-an, tanteku rupanya sudah ga tahan.. trus nanya ke aku, “Ndi, punyamu segede itu ga ? ” Aku jadi deg-degan, tau-tau tante nanya-nanya anuku. Aku cuman senyum aja, tapi Mukaku jadi memerah.. trus tanteku bilang, “Gapapa, jangan merah gitu dong mukanya, biasa aja.. Kan tante cuman nanya, tuh jadi tegang kan tititnya ? hihihi….” kata tante. “Engga papa tante, kan malu kan masa’ diliatin tante..??” Jawabku. “Yah, cemen.. ngeliat aja ga boleh apalagi gituan.. ?? Andi emang udah punya pacar blom sih ?? ” tanya tante ” ya udah do.. dooong tante ” jawabku gugup. Trus tante balik ngejawab “Belum punya pacar ya.. ?? masih perjaka dong !! hhiihii.. Apa kau mau
liat punya tante dulu nih ??”.. tante langsung berdiri dan sambil ngangkat roknya, ngelepas celana dalemnya. Trus ngeliatin semuanya ke aku.. “Nih punya tante.. masih bagus kan ??” jawab tante. Aku jadi malu, tapi tetep aja aku liatin,.. Kesempatan kan ga dateng dua kali.. Memeknya keliatan merah dan agak basah, mungkin karena terangsang nonton film tadi. Jembutnya lumayan lebat tapi rapih, mungkin karena sering dicukur dan dirapihin kali. Aku gugup banget, baru kali ini liat punya cewe secara langsung.. aduh rasanya jantungku ini berdegub kencang !!. Kontolku jadi makin mengeras karena terangsang.. Ga lama langsung kupelorotin celana dan CD ku langsung sehingga tante Silvi ngelihat langsung kontolku yang sudah menegang kayak rudal. “Nah gitu dong jangan malu-malu.. ga Gentel kalo masih malu-malu gitu.. Tititmu lumayan gede juga ya.. sama kaya punya suami tante.. hehehe.. bulunya ga pernah dicukur ya Ndi ?? Kok semrawut gitu ?? .. Aku pegang ya ndi” kata tante. “Iiii ya tante,.. emang ga pernah aku cukur.. blom ada yang mau nyukurin sih tante.. Aku elus ya punya tante..” kataku, aku jadi ga gugup lagi. Tanteku langsung membuka baju dan roknya, kemudian mbuka BHnya .. “Aku jadi kagum ama tante, punya tante bagus ya.. aku mau jilatin nenennya ya..” Aku langsung saja ngejilatin abis nenenya gantian kiri dan kanan.. ukurannya lumayan gede, 36B. Aku semakin terangsang karena tante silvi terus saja ngelus-elus batang kemaluanku. Sambil ngulum abis toketnya, tanganku ga henti-hentinya ngelus-elus memek tanteku yang emang alus banget, dan bulu-bulunya sering aku tarik-tarik.. “Jangan ditarik dong sayang, kan atit.. ” Kata tante. “tapi enak kan tante.. ” jawabku. Kuubahkan posisiku, lalu aku jilatin memeknya yang kemerahan itu, trus aku tarik-tarik bulu jembut ya, aku buka belahan memeknya, ternyata itilnya gede juga, merah gitu. Langsung saja aku jilatin itilnya sampe sampe tante silvi menggelinjang keenakan. Ga lama kemudian aku masukin jari ku ke vaginanya. Kukocok -kocok sampe keluar airnya, Tanteku makin keenakan.. “Ochh… ohh..uhhhh…” Kemudian aku mainin itilnya pake lidah, kepalaku langsug dijepit pahanya, karena tanteku kegelian. ga lama kemudian, “Tante mau pipis nih.. adhuuhhh… adhuuh..” kata tante. Trus aku bilang saja “ya pipis aja disini gapapa tante.. ” jawabku. “Aahhhhh.. uuuhhhhh… enaaakkkk… nghhhhhhhh” suara tanteku yang mendesah-desah. trus tanteku pipis karena orgasme yangsangat amat.. karena keluar air banyak banget.. sampe netes-netes. Abis itu gantian, kontolku yang dikocok abis dan dikulum-kulum, ga berapa lama, cuma hanya 3 menit aku langsung ngecrot.. “Adhuhh tante .. kena muka tante deh.. maaf ya..” Tanteku senyum-senyum dan berterima kasih.. Ga lama kemudian HP tanteku bunyi, rupanya suaminya dari kalimantan nelfon. Aku buru-buru pake celana dan ke kamar mandi.

Selesai dari kamar mandi aku langsung duduk di depan sofa sambil nonton TV. Ga lama tante Silvi teriak dari kamar mau ambil handuk buat mandi “handuk putih tante dimana ya ? “. Rupanya dari tadi suaminya nelfonin. Mudah-mudahan saja ga terjadi nanya apa-apa deh. “Oh di jemur di belakang tante.. aku ambilin apa ??” jawabku. Tau-tau tante Silvi dengan masih telanjang bulat keluar dari kamarnya menuju belakang rumah. Aku heran ama tante, kok ga malu yaa, mungkin udah nanggung kali.. gapapa deh pikirku, lumayan ada pemandangan. heheheh… Tante langsung menuju kamar mandi yang ada di dalam kamarnya.Malam pun berlalu, aku pun kemudian tidur. Demikian juga dengan tante Silvi juga tidur sehabis mandi.

Hari Minggu pagi, aku bangun dari tidur dan masih terbayang-bayang memek tanteku yang legit banget.. Waktu aku mau mandi, kran di kamar mandi rusak, jadi aku ketok-ketok pintu kamar tanteku buat numpang mandi. Tante Silvi cuman bilang saja langsung masuk karena ga dikunci. Aku langsung menuju
kamar mandi di dalam kamar tante Silvi. Belum lama aku mandi, tau-tau tante Silvi ketok-ketok pintu toilet, “Ndi, buka bentar dong..” kata tante. Aku yang lagi nanggung mandi langsung berhenti buka pintu sedikit sambil ngeluarin kepala doang, karena masih telanjang. Tante Silvi tiba-tiba aja masuk ke dalam dan bilang “Tante kebelet pipis nih.. mau liat tante pipis ga ??, semalem tante tidur ga pake CD soalnya jadi udah kebelet pengen keluar jadi ga bisa ditahan.. daripada pipis di kasur, ntar kan repot..!!” jawab tante sambil ngebuka piyamanya langsung duduk di closet. ” Nih liat punya tante lagi pipis.. lucu yaa.. Itil tante gede ga sayang ??” canda tante. Aku langsung terangsang.. kontolku langsung bangun, dan tante ngeliatin aja sampe pipisnya abis. Aku bener-bener deg-degan. Sesudah selesai pipis, tanteku langsung megang kedua tanganku, dan tanganku ditempelkannya ke memeknya. “Ayo kita mandi bareng sayang.. ntar sekalian bulu jembut kamu tante rapihin.. kamu juga ntar gantian ya cukurin jembut tante.. kali ini tante pengen ga ada jembutnya.. yah.. yahh.. ” ajak tante. Langsung saja aku jawab “Iya tanteku sayang..”.

Aku ngelus-elus toket dan memek tante Silvi yang udah telanjang bulat, demikian juga tante Silvi ngocok-ngocok kontolku yang dari tadi sudah ngaceng. Setelah elus-elusan, tante ngambil alat cukur yang biasa buat nyukur jembutnya. “Sayang, tante cukur ya.. mau model kayak gimana ?? kalo tante pengennya kamu, hmmmm.. dicukur abis aja yah sayang.. biar enak.. ntar punya tante dicukur abis
juga.. OK ??” kata tante Silvi. ” iya deh apa aja tante.. yang penting enak buat gituan..” kataku.. “Looh.. kamu ngajakin tante gituan yaa ?? gituan apa hayoo ?? kamu pengen ML ama tante ya ?? nakal ya kamu sekarang… nanti saya sentil tititnya loohh..” canda tante. “Hehehehe..” jawabku singkat. Ga lama tante nyukurin abis jembutku yang tadinya gondrong, sekarang jadi alus ga ada bulunya sama sekali. “sekarang gantian yah sayang.. Memek tante udah gatel nih udha pengen dicukur.. Cukurnya hati-hati ya.. jangan sampe punya tante lecet.. Kalo lecet ntar ga dapet jatah kamu..!!” ancam tante. “Sebelum dicukur aku gesek-gesekin penisku ke itilnya tante yah.. biar ga kaget.. ” kontolku yang lagi ngaceng kutempelin ke itilnya tante Silvi, tante Silvi merem melek keenakan. “Punya tante itilnya yang gede, dadi enak buat mainan nih.. “. akuku. Trus aku langsung cukur jembut tante Silvi pelan pelan.. sesekali aku jilatin biar ga bosen.. tanteku kayaknya seneng banget.. sekarang memek tante udah ga ada bulunya sama sekali. Putih bersih dan aku bersihin pake sabun sirih, biar wangi.. jadinya memek tante silvi lucu, nongol itilnya dikit.. aku jadi makin terangsang saja. Abis itu aku dan tante silvi mandi bareng pake shower sambil ciuman pelukan sesekali aku kocok-kocok memek tante pake jari pas mandi. “uhh.. enak banget tante.. romantis .. tante emang ga ada duanya ” akuku. Jadinya aku mandi lama banget sampe ga kerasa lama banget. Abis mandi kami berdua keluar tanpa busana lanjutin ML di kasur kamar tante silvi. Langsung aku rebahin tante silvi, kemudian aku kangkangin kakinya, aku jilatin memeknya yang baru dicukur.. tante silvi mendesah-desah keenakan, kuremasremas toketnya sampe kenceng dua-duanya. Benar-benar pagi yang indah.. “Ayo dong masukin … masa cuma coli aja ??” ajak tante buru-buru. Rupanya tanteku ini udah gak tahan. Aku langsung genjot.. masukin kontolku ke memek tante silvi. Rupanya masih keset.. baru separo panjang kontolku juga masih keset, trus aku masukin sampe abis.. goyangan tante silvi bagai goyang gergaji dewi persik sehingga bikin aku keenakan bagai di surga dunia. enak tante.. ahhh.. uhhh..aaghhh….plok.. plokk…. ga lama, tante sudah pengen keluar.. crtt..ccrtt.. ppsss… keluarlah air kenikmatan dari memek tante yang semakin berdenyut-denyut ngenyot kontolku.. “hangattt.. enakkk..” kata tante. Aku ganti posisiku di bawah, tante silvi dengan goyangannya mengocok kontolku. Ga berapa lama, aku udah mau keluar. “Tante.. aku mau pipis nih.. di dalem apa di luar ?? ahh ahh..” … “Ntar tunggu bentar tante juga mau pipis.. ahhh.. uhhh..aggghhhrrr… ahhhh.. uuhhhhhh…. mmgghhhhh…mmhmhmhhhhh nih tante mau pipis.. Ayo sayang kita pipis bareng..” crrooot.. croottt… ssooorrr pssss… agghhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh….. …… aku dan tante silvi orgasme bareng.. Langung aku peluk dan cium tante silvi erat-erat.. dan ga aku lepasin dulu kontolku dari memek tanteku..

TAMAT

Menaklukkan kakak ipar


Cerita Dewasa - menaklukkan kakak ipar. Aku memang ketagihan bermain cinta dengan wanita setengah baya alias STW. Ada lagi pengalaman nyata yang kualami. Pengalamanku menaklukkan kakak iparku yang pendiam dan agak religius. Entah setan mana yang merasuki diriku karena aku menjerumuskan orang baik-baik kedalam neraka nafsu.
Kejadiannya begini, suatu hari rumahku kedatangan tamu dari Padang. Uni Tati kakak tertua istriku. Dia datang ke Jakarta karena tugas kantor ikut seminar di kantor pusat sebuah bank pemerintah.

Uni adalah kepala cabang di Padang, Uni menginap dirumah kami. Dari pada menginap di hotel, mendingan juga uang hotel disimpan buat beli oleh-oleh. Selama seminggu dia tinggal dirumahku. Dari istriku kutau kalau Uni Tati berusia 40 tahun. Suaminya sudah meningal 2 tahun lalu karena kecelakaan. Orangnya cantik, putih, tinggi semampai. Lebih tepatnya kubilang anggun karena orangnya cenderung diam dan sangat religius. Selama di Jakarta, setiap ada kesempatan aku dan istriku mengajak Uni jalan-jalan, maklum ini kunjungan pertamanya ke Jakarta, biasanya ke mal karena waktunya sempit. Kami sudah berencana pas hari Sabtu akan jalan-jalan ke Taman Safari
Tiba hari Sabtu, istriku ternyata punya tugas mendadak dari kantor yaitu harus mengawasi pameran di Mangga Dua. Gagal deh rencana jalan-jalan ke Taman Safari. Istriku mengusulkan agar aku tetap mengantar Uni jalan-jalan misalkan ke Ancol saja dan pulangnya bisa jemput istriku di Mangga Dua. Sebetulnya aku agak males kalo nggak ada istriku. Aku merasa risih harus jalan berdua Uni karena orangnya pendiam. Akupun menduga Uni pasti nggak mau. Tapi tanpa dinyata ternyata Uni menyetujui usul istriku.
Pagi-pagi banget istriku sudah berangkat naik KRL dari stasiun Pondok Ranji. Rumahku yang didaerah Bintaro cukup jauh dari Mangga Dua dan Ancol. Sementara menunggu Uni yang lagi jalan-jalan pagi aku sendirian dirumah menyeruput kopi dan merokok. Kami berencana jalan jam 10 pagi. Sehabis ngopi dan merokok, aku kembali tidur-tiduran di kamarku menunggu jam. Pikiranku melayang membayangkan kakak istriku ini. Uni Tati sangat menarik perhatianku secara sexual. Jeleknya aku, mulia keluar. Aku tertantang menaklukkan wanita baik-baik, aku tertantang menaklukkan Uni. Mumpung ada kesempatan. Dasar setan selalu mencari kesempatan menggoda.

Kuatur jebakan untuk memancing Uni. Aku buru-buru mandi membasuh badan dan keramas. Dengan berlilit handuk aku menunggu kepulangan Uni dari olahraga paginya. Sekitar 10 menit aku menunggu dibalik horden dan kulihat Uni memasuki pagar depan dengan pintu besi yang agak berderit. Sengaja pintu rumah aku tutup tapi dibiarkan tak terkunci. Aku berlalu menuju kamarku dan segera memasang jebakan untuk mengejutkan Uni. Aku masuk kamarku dan segera bertelanjang bulat. Pintu kamar kubuka lebar-lebar, jendela kamar juga kubuka biar isi kamar mendapat penerangan jelas.

Kudengar pintu depan berbunyi seperti ditutup. Akupun mulai beraksi. Dengan bertelanjang bulat aku menunggu Uni melewati kamarku dengan harapan dia melihat tubuh dan juniorku yang sedari tadi berdiri tegak membayangkan petualangan ini. Handuk kututupkan ke kepala seolah-olah sedang mengeringkan rambut yang basah sehabis keramas. Aku berpura-pura tidak melihat dan tidak menyadari kehadiran Uni. Dari bakik handuk yang kusibak sedikit, kulihat sepasang sepatu kets melintas kamarku. Aku yakin Uni pasti melihat tubuhku yang polos dengan junior yang tegak berdiri.
Nafsuku semakin menggeliat ketika kuamati dari balik handuk sepasang sepatu yang tadinya hampir melewati kamarku kini seperti terpaku berhenti didepan kamar tanpa beranjak. Aku semakin aktif menggosok-gosok rambutku dan berpura-pura tak tau kalo ada orang. Beberapa detik aku berbuat begitu dan aku merencanakan sensasi berikut. Dengan tiba-tiba kuturunkan handuk dan menengok ke arah pintu kamar. Aku pura-pura kaget menyadari ada orang. “E..eee…maaf Uni, aku kira nggak ada orang,” kataku seraya mendekati pintu seolah-olah ingin menutup pintu. Aku tidak berusaha menutup kemaluanku yang menantang. Malah kubiarkan Uni terdiam memandangi tubuhku yang polos mendekat kearahnya.

Dengan tenagnya seolah aku berpakaian lengkap kudekati Uni dan sekali lagi memohon maaf.

“Maaf ya Uni, aku terbiasa seperti ini. Aku nggak sadar kalau ada tamu dirumha ini,” kataku sambil berdiri didepan pintu mau menutup daun pintu.
Tiba-tiba seperti tersadar Uni bergegas meninggalkanku sambil berkata “i…i…iya , tidak apa-apa…..”. Dia langsung masuk ke kamar belakang yang diperuntukkan kepadanya selama tingal dirumahku. Aku kemudian memakai celana pendek tanpa CD dan mengenakan kaos oblong lantas smengetok pintu kamar Uni. “Ada apa Andy,” ujar Uni setelah membuka pintu. Kulihat dia tidak berani menatapku. Mungkin malu. Membaca situasi seperti itu, aku tidak menyiakan kesempatan. “Uni, maafkan Andy ya…aku lupa kalau ada tamu dirumah ini,” kataku merangkai obrolan biar nyambung.
“Nggap apa-apa, cuma Uni malu hati, sungguh Uni malu melihat kamu telanjang tadi,” balasnya tanpa mau menatap aku. “Kenapa musti malu? Kan nggak sengaja, apa lagi Uni kan sudah pernah menikah jadi sudah biasa melihat yang tegak-tegak seperti itu,” kataku memancing reaksinya.

“Sejujurnya Uni tadi kaget setengah mati melihat kamu begitu. Yang Uni malu, tanpa sadar Uni terpaku didepan kamarmu. Jujur aja Uni sudah lama tidak melihat seperti itu jadi Uni seperti terpana,” katanya sambil berlari ketempat tidurnya dan mulai sesenggukan. Aku jadi ngak tega. Kudekati Uni dan kuberanikan memegang pundaknua seraya menenangkannya.
“Sudalah nggak usah malu, kan cuma kita berdua yang tau.” Melihat reaksinya yang diam saja, aku mulai berani duduk disampingnya dan merangkul pundaknya. Kuusap-usap rambutnya agak lama tanpa berkata apa-apa. Ketika kurasa sudah agak tenang kusarankan untuk mandi aja. Kutuntun tangannya dan sekonyong-konyong setan mendorongku untuk memeluk saat Uni sudah berdiri didepanku. Lama kupeluk erat, Uni diam saja. Mukanya diselusupkan didadaku. Payudaranya yang masih kencang serasa menempel didadaku. Sangat terasa debar jantungnya. Perlahan tangaku kuselusupkan ke balik kaos bagian belakang berbarengan dengan ciumanku yang mendarat dibibirnya.
“Jangan Ndy…dosa,” katanya sambil melepaskan diri dari pelukanku. Namun pelukanku tidak mau melepaskan tubuh sintal yang sedang didekapnya. Daam usaha kedua Uni sudah menyerah. Bibirnya dibiarkan kulumat walau masih tanpa perlawanan. Ucoba lagi menyelusupkan tangan dibalik kaosnya, kali ini bagian depan. Tangan kanan yang menggerayang langsung pada sasaran…putting susu sebelah kiri. Uni menggeliat.
Pilinan jariku di payudaranya membuat nafsunya naik. Aku tau dari desiran nafasnya yang mulai memburu. Aku heran juga dengan wanita ini, tetap diam tanpa perlawanan. Mungkin ini style wanita baik-baik. Bagusnya, semua apa yang kulakukan tidak ada penolakan. Seperti dicocok hidungnya Uni menurut saja dengan apa yang kulakukan terhadapnya.
Perlahan kubuka kaosnya, kubukan celana panjang trainings pack-nya, kubuka Bh nya, kubuka CD-nya , Uni diam saja. Kubopong tubuhnya ketempat tidur. Kubuka kaosku, kubuka celana pendekku……..Uni masih diam.
Lidahku mulai bermain disekujur tubuhnya. Dari ujung kepala, turun ke telinga, ke bibir, ke leher…perlahan kusapu dadanya, payudaranya kulumat dengan gigitan kecil…turun lagi kebawah, pusarnya kukorek dengan lidahku….turun lagi ke sekumpulan rambut dan kedua pahanya hujilat-jilat terus sampai keujung jempol kaki. Aku tidak merasa jijik karena tubuh Uni yang putih bersih sangat membangkitkan gairah.
Kukangkangkan kakinya, uni masih diam saja. Tapi kuamati matanya terpejam menikmati sentuhan tiap jengkal ditubuhnya. Baru ketika kudaratkan sapuan lidahku di bibuir vagina dan klitorisnya Uni tiba-tiba berteriak ,” Ahhhhhhhh……..”
“Kenapa Uni….Sakit?,” tanyaku. Uni hanya menggeleng. Dan aktifitas jilat menjilat vagina itu kulanjutkan. Uni menggelinjang dahsyat dan tiba-tiba dia meraung..”Andyyyyyyy… ayo Andy….jangan siksa aku dengan nikmat…ayo Andy tuntaskan….Uni udah nggak tahan,” katanya.

Aku tidak mau berlama-lama. Tanpa banyak variasi lagi langsung kunaiki kedua pahanya dan kutusukkan juniorku kelobah surganya yang sudah basah kuyup. Dengan sekali sentak semua batangku yang panjang melesak kedalam. Agak seret kurasakan, mungkin karena sudah dua tahun nganggur dari aktifitas. Kugenjot pantatku dengan irama tetap, keluar dan masuk. Uni semakin menggelinjang.
Aku pikir nggak usah lama-lama bersensasi, tuntaskan saja. Lain waktu baru lama. Melihat reaksinya pertanda mau orgasme , gerakan pantatku semakin cepat dan kencang. Uni meronta-ronta , menarik segala apa yang bisa ditariknya, bantal, sepre. Tubuhku tak luput dari tarikannya. Semua itu dilakukan dengan lebih banyak diam. Dan tiba-tiba tubuhnya mengejang, “Ahhhhhhhhhhhhhhhh…….,” lolongan panjangnya menandakan dia mencapai puncak. Aku mempercepat kocokanku diatas tubuhnya. Tiba-tiba aku didikejutkan dengan hentakan tubuhnya dibarengi tanganya yang mendorong tubuhku. “Jangan keluarin didalam ….aku lagi subur,” suaranya tresengal-sengal ditengah gelombang kenikmatan yang belum mereda.
Kekagetanku hilang setelah tau reaksinya. “Baik Uni cantik, Andy keluarin diluar ya,” balasku sambil kembali memasukkan Junior ku yang sempat terlepas dari vaginanya karena dorongan yang cukup keras. Kembali kupompa pinggulku. Aku rasa kali ini Uni agak rileks. Tapi tetap dengan diam tanpa banyak reaksi Uni menerima enjotanku. Hanya wajahnya yang kadang-kadang meringis keenakan.
Dan sampailah saatnya, ketika punyaku terasa mulai berkedut-kedut, cepat-cepat kucabut dari vagina Uni dan kugencet batang juniorku sambil menyemprotkan sperma. Kuhitung ada lima kali juniorku meludah. Sekujur tubuh Uni yang mulus ketumpahan spermaku. Bahkan wajahnyapun belepotan cairan putih kental. Dan aku terkulai lemas penuh kenikmatan. Kulihat Uni bagkit mengambil tisu dan meneyka badan serta mukanya.
“Andy…kamu sudah memberikan apa yang belum pernah Uni rasakan,” kata wanita cantik itu sambil rebahan disampingku.
Dengan persetujuan Uni, kami menelpon istriku mengabarkan kalau batal ke Ancol karena Uni nggak enak badan. Padahal kami melanjutkan skenario cinta yang menyesatkan. Kami masih tiga kali lagi melakukan persetubuhan. Dalam dua sessi berikut sangat kelihatan perkembangan yang terjadi sama Uni. Kalo permainan pertama dia banyak diam, permainan kedua mulai melawan, permainan ketiga menjadi dominan, permainan keempat menjadi buas….buas…sangat buas. Aku sempat memakai kondom biar bisa dengan leluasa menumpahkan sperma saat punyaku ada didalam vaginanya.
“Aku sadar ini dosa, tapi aku juga menikmati apa yang belum pernah aku rasakan selama bersuami. Suamiku itu adalah pilihan orang tua dan selisih 20 tahun dengan Uni. Sampai Uda meninggal, Uni tidak pernah merasakan kenikmatan sexual seperti ini. Sebetulnya Uni masih kepengen nikah lagi tapi tidak pernah ketemu orang yang tepat. Mungkin posisi Uni sebagai kepala bagian membuat banyak pria menjauh.” Cerita Uni sebelum kami sama-sama tertidur pulas.

TAMAT

 
 
Copyright © Pengalaman Sex Seru